Kamis, 29 Desember 2011

Romantic Things

photo from here

Saya selalu tidak sampai habis pikir, bagaimana bisa seorang pria dengan indahnya menggambarkan, yaa … entah itu memang perwakilan hatinya atau memang gambaran yang ia lihat dan kemudian ia tuliskan dengan manis di selembaran kertas kosong. Dan saya suka sekali membaca dan membayangkan saya adalah tujuan dari tulisan itu. hahahaha

Betapa Tidak Konsistennya Saya

photo from here

Kadang, pertemuan itu yang membuat ada satu gurat dan hawa yang berbeda bahkan dari dalam diri sendiri. aaahh, sekeras apapun saya bertengkar dengan diri sendiri tentang bagaimana rasa yang ada dengan kenyataan pahit yang sempat saya alami, saya juga tidak bisa menampik perasaan yang memang begini adanya. Hahaha #bahasanya lebay abiieessss

Selasa, 27 Desember 2011

Past, Now, or Future

photo from here

Seseorang, tolong bangunkan saya dari mimpi buruk yang terlalu panjang ini. Saya tidak mau menjadi sesuatu yang dikecam masa lalu untuk tetap tinggal bersamanya. Saya juga sangat tidak menginginkan sesuatu yang dibenci masa kini hingga enggan saya taruhi satu harap untuk hari esok.

Tuhan Sedang Mengajari Saya

photo from here


Belakangan ini, ada sakit yang luar biasa di tenggorokan saya bahkan untuk sedikit buka mulut aja perihnya minta ampun, apalagi harus nelan. Air, yang notabene tinggal lewat dan mengalir masuk ke perut juga bikin perihnya sampe pengin nangis. Oh Allah, ini hukuman…

Sabtu, 24 Desember 2011

Saturday, December 24th 2011

photo from here

Masih meringankan tubuh di hujung petak ruang dalam sendu yang menahan syahdu. Saya hanya takut untuk bertemu siapapun yang mungkin beradu bisik dalam tema yang merah memuda. Sangat takut. Entah bagaimana mulanya dalam perjalanan menuju akhir yang begini. Jangan salahkan satu alasan yang memang siapapun mengira saya pecundang, ada kalanya hanya berani menampakan diri bahkan dalam dunia yang maya.

Newbie II

setetes air itu milikNya

Kamis, 22 Desember 2011

"I'm Fine"

photo fro here

Saya bahkan mulai tidak mengerti ada bahasa lain dalam tubuh saya. Menyalahi satu hal yang masih sangat saya benci. Siapapun mungkin tidak akan mengerti kenapa saya begitu ketakutan. 

Ada hal menyeramkan dalam diri saya sendiri, belakangan ini.

Baiklah… semua pasti sangsi. Pun tak juga saya perlihatkan.

But, I’m feeling unwell :(
I just need mom’s hug right now …

Minggu, 18 Desember 2011

Ada Yang Salah ...

photo from here


“Tuhan selalu punya rahasia yang indahnya akan tiada tara. Melebihi apapun yang tak pernah disadari.”

Saya bahkan masih heran dengan sesuatu yang tanpa saya sadari mulai muncul lagi. Saya tidak mau menerka-nerka, karena pasti akan salah atau hanya mungkin benar. Saya juga tidak bisa menyalahkan apa yang tiba-tiba muncul ini. sedang apa yang saya sebutkan dulu, saya masih enggan untuk kembali memulainya.

Saya hanya mengkasihani diri saya. Karena jatuh masih akan terasa sakit sesudahnya. Entah bagaimana pun, pasti akan sakit. Sedikit sakit, agak sakit, atau sakit sekali. Dan saya masih sangat menginginkan sesuatu yang Tuhan janjikan setelah saya bersabar. Indahnya akan terasa nanti, katanya.

Kamis, 15 Desember 2011

Beliau

photo from here

Baiklah. Baiklah. BAIKLAAAAHHH..

Jelas banget kalau ini udah dalam tahap membahayakan. Tadi waktu ngepo (ngebuka-buka akun orang) tiba-tiba saya menemukan satu akun yang bakal membawa saya tau siapa beliau yang mungkin soleh, yang mungkin tampan, yang mungkin baik, yang mungkin rajin, atau yang mungkin sopan itu.

Dan akhirnya saya nemu fotonya beliau, buka akunnya, terus saya tau nama aslinya, saya tau asalnya dari mana, juggaaaaa SAYA LIHAT DIA IN RELATIONSHIP!!
Oh my GOD! lalalalaaa laalaaaalaaa

Entahlah. Entahlah. Entahlah…
Semoga... Semoga... Itu tidak benar! hahahaha #gila #gajebo 





Rabu, 14 Desember 2011

Maybe, I'm Falling in Love

photo from here

Ini mungkin yang udah lama banget gak saya rasakan. Saya (mungkin) jatuh cinta.

Tapi ada beberapa hal yang saya takutkan untuk mulai merasakan ini lagi. Saya mungkin sadar orangnya siapa, seperti apa, anak jurusan apa, anak kampus mana. Tapi entah kenapa saya melarang keras diri saya buat lebih suka sama ‘beliau’. Melarang keras mata saya untuk sekedar melirik dia ada di depan saya saat itu. melarang keras hati saya gak tenang ketika dia menyapa saya, walau Cuma sekedar, “Illaa.” Dengan senyumannya yang menyenangkan. Dia mungkin soleh, dia mungkin tampan, dia mungkin baik, dia mungkin rajin, dia mungkin sopan, tapi entahlah, lagi-lagi saya gak ngerti kenapa saya bisa semelarang diri saya sendiri buat menyukainya atau sekedar ingin melihatnya dari jauh.

Senin, 12 Desember 2011

November, 12th 2011



Sedikitlah mewakilkan kekecewan yang baru aja menghantam dari belakang.
Entah menyenangkan atau bagaimana.
(claim this photo)

Halaman udah hampir tiga jam kosong, terus disi lagi, kosong, diisi lagi, hapus, tulis, hapus, tulis. Separagraf, dua paragraph, hapus, kosong lagi, begitu seterusnya. Entah kenapa tiba-tiba ada yang salah dengan saya. yang dipikirin juga gak jelas. Galau? Iya kali yaa… hahahaha

Stay strong, La! All is well..
photo from here

Kamis, 08 Desember 2011

Super Friends

photo from here



Di Semarang ini saya bener-bener memperbaiki cara berteman saya. dulu, ketika SMA, teman saya yaaa teman saya. maksudnya hanya itu-itu saja. Dulu, ketika SMA, hubungan saya dengan senior buruk sekali. Dulu, ketika SMA hubungan saya dengan adik kelas juga buruk. Dulu, ketika SMA, saya merasa banyak sekali yang membenci sikap saya, kalaupun gak benci paling gak mereka sedikitnya gak menyukai saya. saya merasa terlalu menutup diri, malas bergaul dengan senior yang sok-sok ‘kakak kelas’, saya malas bergaul dengan adik kelas yang gayanya sok asik, sok populer, sok cantik dan iihh nyapa aja dulu tuh males banget. Hahahah parah banget ya? Saya merasa sikap saya arogan banget, sok-sok berkelas. Entahlah, siapapun diantara kalian teman SMA saya, kalau gak melihat saya sebagai ila yang arogan, tapi jelas itu yang saya rasakan. Sampai akhirnya saya gak banyak teman. Pokonya cara bergaul saya buruk sekali. Seburuk-buruknya buruk. Dan ketika SMA, saya merasa banyak sekali musuh. Hahaha begitulah kira-kira. Ini entah perasaan saya atau emang kenyataannya begitu.

Senin, 05 Desember 2011

Saya Mungkin Sedang Jatuh

photo from here

“Tuhan selalu punya rahasia yang indahnya akan tiada tara. Melebihi apapun yang tak pernah disadari.”

Saya bahkan masih heran dengan sesuatu yang tanpa saya sadari mulai muncul lagi. Saya tidak mau menerka-nerka, karena pasti akan salah atau hanya mungkin benar. Saya juga tidak bisa menyalahkan apa yang tiba-tiba muncul ini. sedang apa yang saya sebutkan dulu, masih enggan untuk kembali memulainya.

Saya hanya mengkasihani diri saya. Karena jatuh masih akan terasa sakit sesudahnya. Entah bagaimana pun, pasti akan sakit. Sedikit sakit, agak sakit, atau sakit sekali. Dan saya masih sangat menginginkan sesuatu yang Tuhan janjikan setelah saya bersabar. Indahnya akan terasa nanti, kataNya.

Minggu, 04 Desember 2011

Jauh Dekat, Tuan Nyonya Sama Saja

photo from here



Dari jauh, kanan aku tengok..
Menertawakan Tuan yang mulai linglung
Merasa mulai pilu mengusik relung, katanya..
Apa?! Entahlah..
Kenapa?! Entahlah..
Terbahak aku dibuatnya..
Bukankah gudang berisakkan kilau?
Masih bisa menghantar tujuh turunan, rasaku..
Kenapa linglung?
Mengina diri karena takut habis?
Tidak akan secepat yang kau bayangkan, Tuan..
Kau juga yang menjilat habis rapahan derita yang makin jelata
Apa yang kurang?? Lebih dari cukup, bukan??

Ketika rayu kiri, aku kembali melirik..
Masih liar setan merasuk kepercayaan Tuhan
Nyonya jumawa menghisap aroma mulia logam
Menyibak legam dengan rajutan berlian
Aku… Aku?? akankah habis pikir?
Rasanya iya..
Barapa banyak aku berpikir..
Berapa lelah aku menyeka peluh..
Adakah harganya? Sangsi lagi!

Gemuruh di hatiku rasanya sudah hampir mati
Atau sudah mati?
Menghujam raga, jatuhkan asa
Decak kagum, mungkin..

Kalau saja Tuan Nyonya aku bisa tampar,
Aku berlari lebih dulu lelapkan kalap dunia Tuan dan Nyonya
Adakah pilu yang begitu ringan terlempar belas kasih peduli?
Adakah hinanya rasa merintih diri yang terlalu banyak lupa?


Ada tangis yang masih mengukir kukumu dengan sabar
Ada banyak yang meronta aking, sementara engkau manyantap emas, Nyonya..

Ada banyak pilu, menopang rintihan sanak anak..
Ada banyak miskin, yang kau lupa riangkan juangnya, Tuan..

Ada apa? Entahlah..




Sabtu, 03 Desember 2011

New Start


photo from here

"Deru laru menghantap pilu.  Benarkah?  Saya hanya mencoba menyisakan satu ruang dalam menyiratkan palsu padahal..

Kamu, kalau ingin begitu, jangan ajarkan lidah berlumat kata, kalau kamu masih enggan akrab dengan segumpal dendam yang begitu 'mempesona’' bagi saya. Upst! Maksud saya, dendam yang begitu 'memikat’' hari mengurai tangis saya dan mengutuki diri bagai manis menggerayangi gula. saya membenci dendam, tapi mengapa seseorang seperti kamu yang bahkan mengajarkan saya untuk mengelu-ngelukan hasrat melukai diri sendiri dan dendam pada rasanya sendiri. Menutup rapat-rapat apa yang mungkin saat ini ada di depan mata. Percaya pada undakan yang saya buat akan membantengi dendam pada rasa saya ini.

Jangan ceritakan pada orang lain siapa kamu dalam mimpi yang begitu buruk ketika pejam mata menikmati alurnya! Percuma! Semua akan tahu siapa kamu ketika melihat saya."


***

Jumat, 02 Desember 2011

APA SIH PEMIMPIN ITU???

photo from here


Pemimpin. Kata ini nih yang rasanya agak gimanaaaa … gitu kalau diucapin. emang saya yang oon sih, masih aja gak ngerti, minimal definisi luasnya lah. Padahal udah dilatih dengan segala macam masukan dan tentunya sama latihan yang tipenya formal juga udah. Definisi pemimpin, fungsi pemimpin, dan segala macemnya tentang kepemimpinan udah dijelasin.

Boleh tanya lagi gak?
Apa sih sebenernya pemimpin itu? Terus fungsi pemimpin itu apa sebenernya? Sikap apa sih yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang namanya pemimpin? Wewenang apa aja yang kiranya gak tampak sepihak atas dirinya sendiri?

Rabu, 30 November 2011

Mayor-Minor


photo from here
Dalam keadaan tertentu, minoritas emang gak bisa apa-apa. Tapi seengganya dia bisa menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Apa yang menjadi dasar, kenapa dia bisa menjadi seorang minoritas. Alasan kuatnya apa yang menjadikan ia sebagai seseorang yang memiliki pendapan lain. UNGKAPKAN saja!

Apa yang sebenarnya ditakutkan oleh para seorang minoritas? Dijauhi? Digunjing? Diasingkan? Peduli apa? Kalau kita pintar untuk mempengaruhi dan membuka pikiran dengan keteguhan yang kita pegang dan akan baik untuk bersama, kenapa harus takut/ yang mungkin ada hanya mereka atau orang lain yang berpikir ulang tentang keputusan apa yang baru saja mereka ambil.

Newbie

lovely desk

:) 

Man Jadda Wa Jadda, ila :)

Rutinitas pagi-pagi. Laporan -_-

Handphone :)

Mamah Apa :))

iseng aja kalau yang ini

Masih amatir ih ..
Yang tiga biji dibawah pake camera pocket :)

Senin, 28 November 2011

Galau Satu Hari Ini Saja..

photo from here



Kamu, saya bahkan tidak juga pernah sadar kalau kamu masih mungkin tiba-tiba datang ke dalam hidup saya, lagi, sekarang atau suatu saat nanti. Menyapa hari-hari yang (mungkin) katamu indah. Berbalas sayang dan rindu yang dulu sempat kita tau bagaimana rasanya.

Saya? apa yang bisa saya lakukan ketika tiba-tiba bayangan kamu menggoda saya untuk diam seharian, senang sendiri, atau sedih yang juga sendiri? Berucap rindu dengan selaan canda yang sebenarnya saya menerka itu benar? Saya bukan kamu. Tapi kamu tetap kamu. Memperlakukan saya seperti biasanya kamu.

Aku Suka!

claim this, please..



Aku suka berjaket jeans.
Bukan aku cantik,
Tapi aku suka berjaket jeans.


Aku suka memakai converse.
Bukan aku nyaman,
Tapi aku suka memakai converse.


Jaket jeans kebesaran.
Converse sobek.
Tapi aku suka mereka.


Aku berjalan.
Aku berlari.
Aku suka dengan mereka.


Ibu,
Terimakasih jaket dan sepatu barunya.
Tapi aku suka dengan jaket kebesaran dan sepatu sobekku.


Ayah,
Tabungkan saja kalau memang itu untukku.
Uang itu masih terlalu besar dan aku enggan memegangnya.
Karena aku suka jaket kebesaran dan sepatu sobekku.


Aku bukan mengada-ngada,
Aku benar suka..


Tertawa saja,
Karena ini tersirat..









Sabtu, 26 November 2011

Aku Dulu, Anakku Nanti

photo from here



Aku bermain dibalik kokoh dahan
Mengokohkan bumi..
Riang bersama bayu menyibak halus ku
Karena rindang hijau dedaun
Yang sejukkan ibu bumiku..
Saat aku masih setinggi paha ibuku..

Masih hangat pagi..
Aku bersenandung
Berirama pipit leluncat di ranting
Beradu harmoni dengan alam
Dahan, dedaun, ranting,
Menambah nada alam senandungku
(lagi) saat aku masih setinggi paha ibuku..

Penjualan bukit beradu saing
Membentangkan kaca tinggi-tinggi
Menahan panas dibawah langit ibu bumiku
Mengusik banyu meninggi
Banjir, longsor, gempa bumi,
Salah siapa?
Ini saat aku mulai setinggi ibuku..

Mencari daun bersindar di ranting?
Aku sangsi masih hijaukah?

Mencari ranting pada dahan?
Masih kokohkah?
Aku juga sangsi..

Apalagi harus mencari dahan di hutan??
Semua terlahap..

Bagaimana nasib saat anakku setinggi pahaku?
Bagaimana nasib cucuku saat setinggi paha anakku nanti???





Jumat, 25 November 2011

Tuhan Masih Sayang Aku Hidup

photo from here



Aku masih disini berjuntai pada detakan nadi
Yang menua dan kalut asa
Yang kian mengadu mimpi serasa nyata kini,
Bukan nyata nanti yang masih semu
Ini karena Tuhan masih sayang aku hidup

Tujuh belas aksara berlagu perulangan tahun
Mengiang di penghujung sisi waktu
Yang tak seorangpun tau akan datang
Tuhan Maha Pandai dalam berahasia
Entah kapan kobar yang masih membara mati karena usia
Aku hanya ingin membahagiakan dulu
Siapa?
Semua.
Semua yang Tuhan bagikan bahagiannya masing-masing
Semua yang Tuhan mungkin titipkan padaku
Ini karena Tuhan masih sayang aku hidup

Biar habis waktu,
Tetap ada doa sealir aku mengadu hidup, sebelumnya..
Biar habis waktu,
Aku telah siap menghadap..

Tujuh belas aksara berlagu perulangan tahun,
Di tahun ke puluh kedua..





#puisi untuk kakak terhebatku :))
Selamat Ulang Tahun. ka lina jawa..
hehehe tellaaaaatt..




#request puisi terpenuhi yaa ;)









Percayalah!

photo from here



Sebidang kelu di manis bangsa
Menggoda rayu semakin tak kuasa
Manis hilang pahit gahang mengunci
Indah hilang, mulai pintar terkotori
Aku bukan tak peduli,
Hanya masih belum mengerti,
Bagaimana bisa satu rangkai terbagi menjadi rangkaian?
Mengina nadi memicu perpecahan
Adakah banyak yang salah dengan setulang jiwa
Yang mengaku-ngaku kawula Bangsa??
Meranakan nyata yang kian mengabstak..
Buta karena apa?? Entahlah..
Lupa perjuangan kalap kejayaan
Jaya?? Pernah?? Pernah!
Saat kakek nenek belum menua


Mangajukan satu langkah,
Bukan seribu tahun harus berjalan
Hanya memadu kasih sampai semua merangkai indah
Buktikan angan-angan, buktikan slogan
Kemudian bergerak sampai habis sangsi

Tuhan akan mengembalikan jiwa anak pertiwi,
Kelak..
Percayalah!

Kamis, 17 November 2011

Seniority

photo from here



Saya memang pernah jadi kaka kelas yang nyebelin banget. males nyapa, males negur, males senyum balik, pura-pura gak liat, dan sama sekali gak respect ke adik kelas,(ini Cuma buat beberapa adik kelas yang punya predikat gak enak ya…). Beberapa yang kenal baik, emang biasa aja. Biasa kayak saya sama temen-temen, nyapa, ngobrol, atau jalan bareng. Dikenal banget kalau saya adalah kaka kelas yang super jutek dan nyebelin, ditambah tampang saya yang katanya nyeremin (padahal muka angel gini sih -,-). Tapi kadang males negur duluan, ah pokonya saya kurang respect lah sama ade kelas. Gak tau deh kenapa. Bawaannya males. Hahahaha itu dulu yaa.. plis, itu duluu..

Rabu, 16 November 2011

Tuhan Maha Membalas, mbak..

photo from here





“ Assalamualaikum, mbak Raya, Rani datang nih, bukain pintu dong.”

Rani untuk Fatimah Maharani Azzahra. Gadis sembilan belas tahun yang periang, bersuara cempreng, dan entah bagaimana anak ini begitu bersahaja. Apapun yang Ia alami selalu tersimpan dibenaknya kemudian senantiasa ia dijadikan hikmah untuk terus menjadi gadis periang dan membahagiakan orang yang tentu saja ada di dekatnya. Seolah sama sekali tak pernah ada kesedihan melandanya. Baiklah, ini sosok gadis remaja yang selalu aku syukuri karena Allah telah datangkan padaku, mengisi hidupku di ranah rantau ini.

“ Waalaikumsalam Rani, sabar. Kebiasaan ya kamu. Ini mbak lagi nyuci baju.” Dengan sedikit tergesa aku membuka pintu, kalau sampai telat sedikit lagi, bias-bisa rani tambah cerewet, tidak sabaran.

“ Hehehe … Allhamdulillah, makasih ya mba-ku sayang.”

Minggu, 13 November 2011

Fall in Love?

photo from here

Maya kemayu jiwa. 
Bukan beringsak dina mengadu rasa dalam pandang biasa. 
Ada tipu katanya di hati.
Entahlah..

Ia jatuh karna tergoda, tapi mencoba bersembunyi.
Berharap setan tak pernah tau..

Tuhan, 
Kaitkan hati tetap di atas raga.
Bukan apa-apa ia hanya jatuh hatinya..


Minggu, 30 Oktober 2011

NEVER give up, La!!

photo from here



Kalau orang bilang, pengalaman adalah guru yang paling baik itu emang masih berlaku sangat benar, dan bukan suatu klise yang terabaikan. Ini kamu alamin banget yang dampaknya malah buruk dan sangat buruk untuk kamu pribadi.

Kota ini, Semarang, kamu bertekad untuk merubah semua yang menjadi kebiasaan kamu sejak di SMA dulu. Mungkin karena dulu dimulai dari keterpaksaan yang sama sekali gak mendasar bikin kamu males dan menjadi orang bodoh, dan berimbas ke minimnya pengalaman dalam ruang lingkup yang mencakup orang banyak. Walau sebenernya itu adalah hal yang kamu pilih.

Jumat, 28 Oktober 2011

Wahai Aku, Lihatlah..

photo from here



Aku, bercerminlah barang sebentar!
Ada apa denganmu?
Mengapa masih kau lupa waktu mana kau bersujud?
Kau lupa waktu mana kau harus bersimpuh
Mengurai tangis, malu pada Tuhan-Mu..

Jentik dosa, masih meredu di pamerkan
Itu dirimu!
Berdiri angkuh, merasa paling beruntung
Tapi masih kau lupa dari mana kau berasal
Masih berkacak pinggang,
Bahkan mengagungkan kesombongan

Rabu, 19 Oktober 2011

La, STOP COMPLAINING!

photo from here



Mengeluh. Mengeluh. Mengeluh.

Satu hal yang sama sekali sulitnya untuk dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sebenarnya mudah saja, teorinya hanya perlu bersyukur. Tapi terkadang seseorang tanpa sadar menjadikan sesuatu yang tidak sesuai harapan meski itu sedikit, selalu mengeluh. Mengucapkan kata, “huffftt..” atau sekedar menghela nafas panjang, tanda kecewa, atau sama sekali tak ditunjukkan, tapi dalam hati mengomel dan mencerca. Sama saja bohong. Allah Maha Tahu.

Senin, 17 Oktober 2011

Make Your Dream (come true)!!

photo from here


  
“I built, I fight, and I reach them! That’s why my dreams come true!” (Danang A. Prabowo)


Saya berani bertaruh besar, semua orang pasti memiliki mimpi. Sekecil apapun keinginannya terhadap sesuatu atau sebesar apapun harapannya, pasti dengan tidak sadar ada sesuatu yang diinginkan untuk dicapai. Dulu, ketika kita masih kecil dan ditanya “De, kalau udah besar mau jadi apa?”. Kemudian dengan lantang kita menjawab, “pengen jadi dokter, bu,” atau “pengen jadi presiden, yah,” atau lagi, “pengen jadi astronot, ka, biar aku bisa ke bulan.”

Minggu, 09 Oktober 2011

"AKU CINTA BUMIKU" Bukan Hanya Slogan



Apakah manusia pernah tersadar dimana mereka sekarang ini? Sejak lahir manusia bernafas dan melakukan semua aktifitas, kemudian tumbuh, berkembang, dan meninggal, semuanya dilakukan bumi. Bumi menyediakan semua komponen pelengkap hidup manusia (pangan, bahan pembuat pangan atau papan, dan semua unsur yang memeberikan manfaat untuk skala kelompok). Manusia juga tentu membutuhkan semua komponen yang telah tersedia di muka bumi untuk melengkapi kebutuhan hidupnya, mengekslorasi dan menjadikannya sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan pribadi atau semua orang.

Sabtu, 01 Oktober 2011

THIS IS ME!



photo fom here

Ada beberapa orang yang bahkan gak suka dengan perbandingan atau bahkan disamakan. Termasuk saya.
Ada beberapa orang yang lemah ketika di kritik, putus asa, dan mati pelan-pelan. Termasuk saya.

Sabtu, 17 September 2011

IDK!

photo from here


Belakangan ini entah kenapa males banget 'curhat' online. walau nulis tetep jalan tanpa laptop tercinta, semua kegiatan dan apa yang saya dapet dari setiap harinya tetep saya tulis by pen. tapi yaaaa begitulah isinyaa.. heeeuuuu entahlaaaahh :( saya bener-bener kehilangan selera menulisss :3

Rabu, 07 September 2011

Semarang Oh Semarang

photo from here

Huuaaaaa udah berapa lama ini saya hibernasi? Cuma cek dan bales comment via ponsel. Entah ada angin apa, sesuatu bikin saya malas banget menulis. Hehehe

Huueeemmm. Baiklah kita mulai dari satu cerita tentang saya yang memulai hidup baru (amin ya Allah hidup baruuu hehe) di kota orang. SEMARANG. Siapa yang sangka kalau akhirnya Allah nempatin saya di Semarang-Universitas Dipenogoro-Jurusan Teknik Lingkungan? Duluuu … dimulai dari kelas dua SMP saya selalu bercita-cita jadi apoteker. Alasannya? KEREN. Hahahaha. Rasanya keren aja bisa bikin obat dan segala macemnya. Cita-cita jadi seorang apoteker ini bertahan selama 4 tahun. Sampe saya kelas dua SMA semester terakhir. Tiba-tiba saya beruabah pikiran untuk mengubah cita-cita menjadi seorang ahli gizi. Alasannya? Ini beda lho ya, berhubung saya suka banget sama anak kecil, dan rasanya sedih banget kalau liat anak kecil yang kekurangan gizi, rentan sama penyakit karena kurangnya nutrisi, jadi kelainan karena salah pemberian nutrisi dan lain-lain. Dari situ saya selalu bertekad untuk mengubah dan memperbaiki gizi mereka, sampe mereka hidup normal dan selayaknya anak kecil yang seharusnya hidup ceria. Huhuhuhu kalau ingetnya sedih banget.

Jumat, 02 September 2011

"Kamu! Ya, kamu, Raynar!"

photo from here

Seseorang pasti akan membenci saya ketika saya mulai menceritakan judul ini dan menuturkan alurnya. Entah apa yang salah dalam diri saya, meski saya begitu gila waktu-waktu lalu karena kamu. Hampir semua tema tulisan dan tema cerita saya tentang kamu dan kerinduan saya tentang kamu. Kamu hampir mendominasi setiap sisa waktu kosong yang saya punya. Kamu mengotoritasi semuanya, hingga saya lemah dan berpikir harus membenci dan menggantikan kamu segera dengan seseorang yang Tuhan titipkan untukku.

Sebagaimanapun saya menyayangi kamu, sebagaimanapun sulitnya kamu saya lupakan, tapi ketika Raynar menghubungi saya atau menanyakan kabar saya, walau via pesan singkat, ketika saya dan Raynar harus dalam satu tempat, ketika semua sahabat menggoda saya dengannya (karena kita pernah jadian), semua tentang kamu bisa hilang seketika. Dan bayangan berubah menjadi raynar. Saya tahu ini hanya sememtara, tapi cukup mengganggu.

Kamis, 01 September 2011

Sampaikah Surat Maafku, Tuhan?

photo from here

Aku tuli.
Aku buta.
Aku cacat.
Ternyata aku tak bertelinga.
Ternyata aku tak bermata.
Ternyata aku tak berhati.


Mereka mencaci.
Mereka menghardik.
Mereka menampar.
Tapi aku diam.
Tapi aku menangis.
Apa karena aku bodoh?


Dimana telingaku?
Dimana mataku?
Dimana tubuhku?
Dimana jiwaku?


Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam kehinaan yang ku lakoni terus?
Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam buai nista yang ku ulangi terus?
Atau Hidup?
Atau Hidup?
Atau Hidup,
Dalam rahasia syirik setan??



Tuhan, sudahkah sampai surat maafku untuk itu??

Selasa, 30 Agustus 2011

Tentang Apa?

photo from here

Tentang itu …
Mana mungkin aku bisa berbohong!
Aku bukan terlalu lelah awalnya,
Tapi aku meletakkan diri terlalu dasar …
Lihat tersenyum,
Membangkang pada hati..
Kamu pembohong dan aku cukup tau itu!


Tentang itu …
Mana mungkin aku bisa berbohong!
Aku bukan hewan,
Tapi tepatnya hanya sedikit tak berhatii..

Karena aku malas percaya,
Sadam datang menyapa,
Aku tukar uang dengan api …
Hingga tergumung mengabu..


Tentang itu …
Akan tetap begitu,
Katanya harus berlari,
Tapi malas rasanya diri ditiduri harap lagi!


Boleh pergi  lalu lalu..
Karena tetes sudah mengeras batu,
Hati hingga beku
Kemudian membenci …


Boleh pergi kini sekarang…
Karena aku,
Punya sesuatu yang kamu sebut,
Rindu yang jauh lebih indah,
Bukan untuk di makan palsu ..


Terima kasih..

After That, I Like..

photo from here



Ada lagi,


Aku meringkuk,
bertekuk dahi di lengan sungai, disebelah Sadam.
Mencoba mendongak dagu
ketika riak mendayung selembar daun.
Masih ku meringkuk,
amati sampai habis bayang di muara.





Tak temukan makna bukan?


Baiklah,
Tiba-tiba Sadam hanya mengurai kata,
"Daun itu sedetik lalu terbuang. Mengalir diatas riak. Tenang, sampai di muara meski kadang terkoyak, terbalik. Dan tak ada gaduh, tapi sampai terhina mendiri. Bukankah begitu yang kau cermini? Nikmati hikmah dari sekedip mata. Tuhan Maha Pemaaf lagi Pemurah."


Kemudian kataku,"Iya, lalu aku terpikat masa sesudah daun itu jatuh, Sadam."



**




nb: Teruntuk Tuanku,
bagaimana kabarmu?
Sampai jumpa,setengah dasawarsa nanti..
Aku menunggumu, dibalik tebing tanpa tergesa..

First Love


Cinta pertama.

Padahal Cuma dua kata, tapi panjangnya gak sebatas dua kata atau sejumlah dua belas aksara. Saya mungkin salah satu yang percaya cinta pertama gak pernah mati. Hoho mungkin bahasanya bukan ‘gak’ tapi belum. Apa emang gak akan mati ya?

Ini cerita, mulanya sejak saya kelas delapan. Yap! Jaman SMP, kira-kira tahun dua ribu enam. Saya suka sama … hmmm sebut saja Raynar, kurang lebih satu tahunan. Saya gak pernah cerita sama siapapun tentang ini. Dan ternyata dia juga suka sama saya dengan kurun waktu yang hampir sama. Akhirnya tahun dua ribu tujuh bulan dua hari ke dua, kita resmi jadian. Ini pertama kalinya saya suka sama orang, memendamnya sendiri, dan ternyata dia balik suka, bahkan berani untuk ‘menjaga’ saya. yaaaa … walau emang kilasan anak SMP, yang katanya Cuma cinta monyet.

Senin, 29 Agustus 2011

Pergilah! Atau Kamu ...

photo from here

Jangan hilang sampai habis saya makan. Kamu memang hanya menjual. Dan saya tetap yang menanggung. Jangan bicara sampai mual, saya hanya diam. Mau menjual lagi rasanya hampir mati mendenga.


Biar mati hingga mendenga saya berucap manis sampai tawar. Tanggap sendiri bagi kamu yang sempat menawarkan. Lelah kan? Tentu saja!

Karenanya bicaralah! Bicara! Jangan diam mengutuki kata hingga bisu! Bahkan untuk apa mengeduskan amarah dalam hati lalu menggemuk tubuh dengan dendam?? Untuk apa mengutuki diri hingga membusuk dosa?


Jangan lakukan ini pada saya yang bahkan belum sempat membuat catatan dengan tema yang berbeda.

Tinggalkan saya, Tuan..

Kalau Enggan Tinggalkan!


photo from here

Adakah jalan khusus yang saya buat untuk kamu, yang sekedar ingin merasakan betapa nikmatnya bernafas, berkedip, dan menenggakkan kepala menyapa Surya yang keemasan di tujuh dua lima tanpa sendiri??

Adakah kursi khusus yang saya buat untuk kamu, yang sekedar ingin menyandarkan tubuh, menghela nafas kemudian menariknya kembali dengan tenang, dan sedikit memijat kaki yang tak kuasa pegalnya di enam belas nol delapan tanpa sendiri, tepat di sudut ruang menjemukan??

Adakah waktu yang saya punya untuk itu?

Saya kira, biarlah peluh menyadarkan dirimu pada satu pandang yang luas. Biarlah penat merela diri pada sandaran kayu yang bahkan rapuh. Saya tahu dengan jelas kamu hanya mencoba untuk tidak sendiri. Saya bahkan lebih memahami kamu kalau kamu juga mencoba menikmati meski beberapa hal mencekik lehermu dari dalam sana. Tepat dari dalam tubuh milikmu sendiri..

Minggu, 28 Agustus 2011

Sampaikan Saja Salamku Untuk Rani



Entah apa yang aku rasakan ketika enam nol delapan. Mencermati mega hitam yang memudar kelabu kemudian memerah dan menunggu surya hingga hangat. Menapaki langkah diatas bumi hijau yang masih menyeka embun yang berurai menjadi air kemudian. Mendendangkan siul berlomba merdu dengan burung gereja yang beramai-ramai. Ini kata orang yang namanya memulai nikmati hidup. Tapi kataku, ini hanya bagian untuk menghidupkan hidup yang mati sementara. Bernafas. Bergerak. Berbicara. Bersiul. Tersenyum. Tertawa. Terbahak-bahak. Menangis. Mengerang rindu. Atau menderu hasrat ingin bertemu. Rani.

Rembulan, Ranah Luka, dan Sepapan Asa




Angin malam halus mengelus segaris muka sendu di kotak kecil samping daun pintu. Setangkai lengan menopang dagu mengamati lekat sabit tipis yang menggantung manis di luasan hitam pekat, berkelip gemintang. Kemudian menyunggingkan senyum pada wajah muramnya dan bersenandung lepas, tentang rembulan, ranah luka, dan asa.

“Kalau enggan, pulanglah..
Aku masih mengina ari
Terpungkur di balik purnama..
Katamu purnama segera menyirna gemintang?
Betulkah?
Bukankah masih menyisakan satu?
Kau yang ajarkan aku untuk menyebutnya kejora..
Bukankah juga usai purnama,
Ia hanya akan beristirahat demi menghidupkan lautan gemintang?
Kau, sampaikan saja
pada ramai-ramai celoteh angin gemerisik
yang menyedutkan sepi dan menggoda biduan canda.
Kalau masih ada sebatang tubuh berkobar asa,
di satu langit dan waktu yang berbeda.
Pulanglah, usah pedulikan duka yang terpikat manis,
Mulai sekarang..”

Seka basah pipi, ada gurauan di setiap jementik jari yang mengajarkan ranah luka. Dagu tak lagi tertopang durja. Tegap. Tersenyum..

Esok hari segera berganti
Demi sepapan asa..