Sabtu, 21 Maret 2015

Baper (bawa perasaan)

Bagaimana rasanya ketika kamu sangat merasa hanya sebagai pemain tambahan (dalam tanda kutip)? Bersama dengan dua atau empat orang yang rasanya sudah dipasangkan secara tidak sengaja dalam satu tempat, apa yang kamu rasakan, jika kamu merasa sebagai pemain tambahan (dalam tanda kutip)?

Ini seharusnya bukan curhatan seorang wanita yang sudah berusia duapuluhtiga tahun. Tapi perasaan seperti itu apa salah jika masih ada sampai sekarang?
Yaa walaupun memang seharusnya sudah bisa lebih dewasa untuk tau apa yang seharusnya dilakukan. Dengan sudah mengenal diri sendiri saja sebenarnya sudah menjadi poin utama sebagai modal bahwa dewasa itu adalah permainan logika yang seimbang dengan rasa. Mukan masih saja mengedepankan rasa dan mematikan logika. Kapan dewasanya?

Ah, terlalu kekanakan rasanya!

Terimakasih sudah membaca..

Senin, 02 Maret 2015

Tadi Malam

Kadang lidah memang lebih tajam dari sebilah pisau yang bahkan baru saja selesai di asah. Aku tak pernah permasalahkan apa yang kamu ucapkan setajam apapun itu, sesering apapun itu, tapi kalimat yang semalam terlontar begitu menusukku. Siapapun orang paling dekat denganku selama apapun mereka mengenalku tidak pernah mengatakannya langsung didepanku. Sekalipun dibelakang, paling tidak aku tidak tahu, itu hanya merupakan bagian dirinya.

Tenang saja, aku tidak akan menceritakannya disini. Bagaimanapun, kamu adalah orang yang paling aku hormati.

****

Terlebih mungkin seperti ini rasanya melontarkan kata atau kalimat dengan ringan, seringan kapas tapi perihnya bagai terbilah pisau pada orang lain. Aku mungkin pernah disatu waktu atau mungkin berkali-kali melakukan apa yang baru saja ku alami belakangan ini. Menyakiti hati orang lain disaat ia tak siap menerima memungkinkan berbekas lama, meninggalkan sisa perih meski di permukaannya. Meski ia berkali-kali mengatakan ia tidak masalah dengan apa yang baru saja didengarnya, hati orang siapa yang tahu.

Betapa berharganya pelajaran tadi malam. Sikap adalah kunci utamanya, untuk melihat situasi dan mengerti waktu. Yaa walaupun sikap bukan perasaan, paling tidak kita masih memiliki pikiran untuk menentukan sikap yang bagaimana seharusnya.

Terimakasih atas pelajaran berharga ini..