photo from here |
Di Semarang ini saya bener-bener memperbaiki cara berteman saya. dulu, ketika SMA, teman saya yaaa teman saya. maksudnya hanya itu-itu saja. Dulu, ketika SMA, hubungan saya dengan senior buruk sekali. Dulu, ketika SMA hubungan saya dengan adik kelas juga buruk. Dulu, ketika SMA, saya merasa banyak sekali yang membenci sikap saya, kalaupun gak benci paling gak mereka sedikitnya gak menyukai saya. saya merasa terlalu menutup diri, malas bergaul dengan senior yang sok-sok ‘kakak kelas’, saya malas bergaul dengan adik kelas yang gayanya sok asik, sok populer, sok cantik dan iihh nyapa aja dulu tuh males banget. Hahahah parah banget ya? Saya merasa sikap saya arogan banget, sok-sok berkelas. Entahlah, siapapun diantara kalian teman SMA saya, kalau gak melihat saya sebagai ila yang arogan, tapi jelas itu yang saya rasakan. Sampai akhirnya saya gak banyak teman. Pokonya cara bergaul saya buruk sekali. Seburuk-buruknya buruk. Dan ketika SMA, saya merasa banyak sekali musuh. Hahaha begitulah kira-kira. Ini entah perasaan saya atau emang kenyataannya begitu.
Tapi setiap orang berhak untuk berubah, kan? Tekad saya disini harus bisa berteman dengan siapa saja. Punya banyak temen. Dan membuat mereka senyaman mungkin dengan saya. saya harus bisa memperbaiki cara berteman saya dengan senior dan saya harus memperbaiki sikap saya dengan temen-teman semuanya (posisi masih sebagai junior jadi gak punya junior). Yang ada dipikiran saya adalah, saya jauh dari orang tua. Siapa lagi keluarga saya selain mereka? Walaupun ketika SMA saya jauh juga, tapi yaaa … entahlah. Disini saya akan jarang sekali pulang kampong soalnya, otomatis hubungan terdekat adalah yaaa … temen-temen semuaanya yang ada disini. Entah itu satu angkatan atau senior. Pokonya saya harus bisa berteman dengan baik. Kalaupun sekarang masih buruk, tolong bantu ingatkan saya, teman..
Semarang. Saya bener-bener antusias dengan semua yang baru disini. Teman, lingkungan, kegiatan dan semuanya yang baru banget saya rasakan, saya suka. Kegiatan yang macam-macam membuat saya bener-bener mensyukuri keadaan disini dan terus mengingatkan saya dari apa yang Allah kasih gak henti-henti. Teman-teman semua yang mulanya membuat saya yakin kalau saya gak boleh menyesal ada disini, mereka bisa membantu menguatkan saya. dan saya hanya mencoba memberikan apa yang saya punya. Karena ketika kita memberi sesuatu, Allah tidak akan salah, tempat dan waktu pasti tepat untuk mengganti semua yang kita berikan. Ini akan ada kaitannya dengan pertolongan-pertolongan kecil yang tidak kita sadari, tapi Allah kasih untuk kita.
Saya bener-bener sedang mencintai apa yang saya lakukan. Dan saya juga senang melakukan semua hal yang saya cintai. Walaupun kadang, hasilnya gak semaksimal yang diharapkan. Saya hanya tidak mau mengulang kesalahan terfatal ketika SMA, buruk dalam berteman. Walaupun saya punya sahabat super, tapi sikap saya terhadap mereka, saya rasakan buruk sekali. Saya ingat apa yang coba Ibu sampaikan lagi lagi, ketika pertama kali saya mau pindah ke Semarang, “Belajar menerima semua yang Allah kasih dan memberi apa yang kamu punya. Jangan pernah angkuh sama lingkungan, apapun gak ada yang bisa disombongin. Dan walau gimanapun juga, kamu jauh dari orang tua. Jangan maunya dimengerti sama orang tapi gak bisa mengerti orang lain. Biar temennya banyak. Toh, kamu disana Cuma sama mereka. Keluarga gak ada, apalagi orang tua. Pokonya belajar yang bener, yang paling utama akademik, tapi semua harus bisa kamu pelajari. Hati-hati ya, nak.”
“Alhamdulillah, Ya Allah..
Terimakasih untuk segala nikmat yang Engkau berikan. Tetapkan saya untuk mencintai apa yang saya lakukan, dan saya tetap malakukan apa yang saya cintai. Lindungi saya dari kesombongan dan kearoganan, sesungguhnya semua adalah milikMu. Lindungilah saya dari sesusahan dan kelemahan, sesungguhnya kemudahan dan kekuatan hanya ada dariMu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar