photo from here |
I
Menuliskan tentang rasa yang
kemudian beradu kata dengan pikir memang tiada habisnya. Saya manusia, tentu
saja sangat lemah. Saya membutuhkan banyak petunjuk dan kekuatan yang
sebenarnya Tuhan sudah memberinya lebih awal sebelum saya terlahir dan melihat
cahaya di luar kandung ibu. Tapi sayang, saya terlalu terlena, kemudian terbuai
dengan gerak tubuh yang mendunia. Lupa akan hukumNya.
II
“Jangan meremehkan. Jangan bertindak egois.”
Membuatnya meleburkan tanda seru
memang terlihat aneh dan berbeda. Beranggapan sebuah pengingat, tapi sayangnya tidak
lebih dari sebatas kalimat yang menerangkan bahwa langkah terbuat dari kaki
kanan dan kiri. Bahwa perbuatan sangat berarti sebuah hak; saya, kamu dan
mereka.
III
Menuliskan tentang beberapa
rangkaian kalimat diatas, sama saja seperti akan menyiram muka dengan air kotor. Tuhan
jelas memang Yang Maha Adil. Saya melakukan A kemudian mendapatkan sepenuhnya
semua bagian dari A. Begitu juga ketika saya melakukan B, C, D sampai Z yang
kemudian berulang kembali, dan dengan caraNya Ia ‘mencintai’ perbuatan saya.
IV
“Bersulanglah kamu dengan sebabmu
karena akibatnya akan ikut tertawa disela kamu habis bersulang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar