photo from here |
Bersama denganmu dalam waktu yang
lama bahkan seperti merangkai hasrat yang sempat tertahan dalam jeruji yang
dibuat-buat. Dirasa cukup sulit. Ck!
Aku tahu, kamu terus melolongkan
teriakkan nakal yang sedikit-sedikit menggodaku untuk menyentuhmu yang masih
putih. Kamu pun tahu, aku memang sedang membisu, membungkam corak hitam untuk
setidaknya menyapamu yang masih polos. Menarikan sesuatu diatasmu. Aku diam,
karena tidak tau apa-apa. Terlalu banyak yang hilang, walau rindu menggerogoti
setiap waktu yang segaja dibuat bersambung.
Kamu, kertas putihku, rindukah
bercumbu denganku? Berhadapan saling menyapa dan melempar jutaan aksara.
Bersama-sama merangkai kalimat rindu atau sebatas cinta yang baru saja
kasmaran. Bahkan, sebuah pena rasanya sudah kaku. Ia bercerita padaku kemarin
malam, katanya tidak lagi bisa bergerak dengan lihai diatasmu untuk beberapa
waktu yang lama. Menyedihkan. Padahal hasrat dalam besitan benak meronta ingin
keluar, mendesah kelelahan meminta dituliskan. Bersambung atau berhenti saat
itu, katanya tidak peduli. Yang penting kamu menjadi bukti kalau selama ini
sebenarnya aku tidak bisu.
Cinta dan rindu itu memang sederhana,
seperti aku, kamu dan pena hitamku dalam waktu yang bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar