photo from here |
Sudah hampir dua minggu ada yang
berbeda dengan saya. Memang tidak secara fisik, tapi ini benar-benar membuat
saya tidak nyaman. Hilangnya pendengaran
yang sempurna.
Saya tidak menjadi tuli (semoga Allah masih menjaga saya terhadap
prasangka buruk ini). Saya juga tidak total kehilangan kemampuan untuk
mendengar. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk tidak
menghilangkan semuanya. Karenanya,
jangan sebut saya budek. Saya hanya lemah dalam mendengar. Saya
hanya tidak mendengar dengan sempurna. Saya hanya memiliki telinga yang tidak
bisa menangkap suara pelan (bagi saya). Jangan kesal untuk mengulangi apa yang
dibicarakan. Tolong jangan kesal.
Tapi rasanya kehilangan kemampuan
untuk mendengar secara sempurna membuat saya hilang kepercayaan diri untuk
lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. Kenapa? Karena mereka akan sangat
terganggu ketika saya berkali-kali mengulangi kata, “Ya?” atau “Apa?” atau “Gimana?” atau memintanya memperjelas
suara yang (menurut saya) pelan. Saya takut oranglain akan menjadi enggan untuk
banyak berbicara dengan saya karena ketidaktahuan mereka atas keadaan saya yang
baru ini.
Awalnya memang, telinga kiri saya
juga sudah tidak mampu mendengar dengan baik. Alhamdulillah masih diberikan
nikmat mendengar nyaris sempurna karena telinga kanan yang masih baik-baik saja
sebelum hampir dua minggu yang lalu. Lebih dari satu minggu sebelum ‘keadaan
baru’ saya ini, saya mengalami flu berat yang berkepanjangan. Memang, ketika
sedang flu yang akan rentan terserang adalah telinga, dan saya sudah
mengalaminya berkali-kali. Karena sejak kecil pun sebenarnya telinga kiri saya sudah
infeksi berulang dan tidak ada pengobatan lanjut karena dianggap akan baik-baik
saja (jangan dicontoh). Ketika flu berat dan keadaan memaksa saya berada di
tempat dengan ketinggian berbeda dalam satu waktu membuat telinga menjadi sakit
tidak tertahankan. Bahkan sampai pusing dan tidak bisa banyak melakukan
apa-apa. Alhamdulillah itu sebelum ‘keadaan baru’ saya. Saat semua bisa
teratasi tanpa harus ke dokter dan pendengaran yang Alhamdulillah masih
baik-baik saja.
Dimulai sejak hampir dua minggu
yang lalu, saat tengah malam, saya terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Telinga
kanan sakit luar biasa. Mengeluarkan cairan yang tidak biasa bersamaan dengan
darah. (jijik sekaligus mengerikan bukan?). Paginya saya langsung pergi ke
dokter THT. Memeriksakan sebenarnya ada apa dengan telinga saya sampai
semengerikan itu. Katanya infeksi. Gendang telinganya sobek dan bocor, juga ada
luka didalamnya sampai mengeluarkan cairan dan darah dari luka tersebut. Masya
Allah. Kata dokternya lagi, cairan flu dari hidung terlalu banyak mendorong ke
arah telinga dan menyebabkan gendang telinga sobek dan bocor. Memang katanya
akan sembuh, selama sobeknya tidak besar, kalau besar sudah harus ada
penanganan serius (operasi). Alhamdulillah setelah diperiksa, sobeknya memang
tidak besar. Hanya sedang banyak genangan air yang menutup selaput gendang
telinga dan mengakibatkan bengkak pada gendang juga pendengaran menjadi
terganggu. Selama flu terobati, Insya Allah akan sembuh.
Kira-kira empat hari saya tidak
mau banyak keluar kamar. Kamar dengan pintu tertutup seperti memberikan ruangan
tersendiri untuk saya merasakan bahwa pendengaran ini masih baik-baik saja
karena tidak perlu menyadari bahwa banyak suara yang tidak berhasil saya
tangkap dengan baik. Menyedihkan rasanya disaat semesta begitu bising tapi saya
tidak merasakan bising yang terlalu banyak. Dan campur aduk yang saya rasakan.
Banyak yang saya takutkan. Saya takut tidak bisa mendengar. Saya takut sampai
suatu saat harus dioperasi. Saya takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang
layak karena ‘keadaan baru’ saya ini. Saya takut kehilangan teman-teman yang
mau bercerita pada saya. Saya takut tuli. Saya takut. Takut luar biasa. Melihat
banyak cairan plus darah di beberapa hari pertama keluar dari telinga siapa
yang tidak ketakutan dan berpikir macam-macam?
‘Keadaan baru’ ini memang tidak separah dua empat hari pertama, sudah banyak membaik. Flu sudah sembuh dari tiga hari yang lalu, dan tidak ada lagi cairan atau darah yang keluar. Sayangnya masih juga belum mendengar dengan sempurna, masih ada luka yang sedang mengering, dan masih ada sedikit genangan air didalamnya. Masih belum merasa percaya diri untuk banyak berkomunikasi dengan orang lain, terutama bagi yang tidak tau ‘keadaan baru’ saya ini. Sampai hari ini saya masih
meneruskan pengobatan, semoga dengan usaha ini Allah mengembalikan pendengaran
sempurna saya dan menguatkan saya untuk terus berusaha dan berprasangka baik
terhadap apapun yang diberikanNya.
Saya tidak ingin apa-apa dari
kamu yang membaca tulisan ini, hanya Tolong jangan kesal ketika saya tidak bisa
mendengar dengan baik dan meminta untuk mengulanginya sampai berkali-kali.
Tolong jangan sebut saya budek meski
dalam hati. Tolong :”)
3 komentar:
nanti klau suatu saat kita ketemu saya bakal maklum mba karena saya juga kurang bisa mendengar dengan jelas apalagi klau suaranya bisik-bisik atau pelan.
datang berkunjung sambil menyimak, o iya minal aidin walfaidin ya, ditunggu kunbalnya
Saya mengucapkan minal aidin walfaidin mohon maaf lahir dan batin, salam
Posting Komentar