Minggu, 19 Agustus 2018

Apa Peran Saya?

Photo from here
Bismillahirrahmanirrahiim

Sebelumnya saya sudah pernah membahas keikutsertaan saya dalam kelas materikulasi Institut Ibu Profesional bukan? Nah, semakin banyak waktu berlalu, semakin dalam materi yang dibahas. Semakin saya sadar bahwa saya memang tidak ada apa-apanya dalam persiapan menuju peran baru yang tinggal di depan mata ini.


Menjadi seseorang yang bermanfaat tentunya tidak lepas dari potensi yang ada dalam diri. Saya sadar bahwa saya banyak memiliki potensi untuk berperan aktif dalam seluruh aspek. Hanya saja tidak sepenuhnya sadar sampai-sampai hasrat potensi itu tidak tersalurkan dengan baik. Akhirnya sama saja dengan tidak adanya kebermanfaatkan yang saya berikan untuk sekeliling saya.

Oke, tugas kali ini diminta untuk saya menyelami lebih dalam, apa yang sebenarnya saya bisa asah dan fokuskan agar kapanpun peran saya di butuhkan , nilai manfaatnya lebih terasa.
Pertama, dalam berperan menjadi diri ini beberapa yang saya yakin bisa saya tingkatkan sebagai nilai manfaat adalah rasa penasaran saya yang tinggi, ketertarikan untuk belajar tinggi, dan mudah bosan. Lho? Kok mudah bosan, La? Jujur, karena mudah bosannya, apa yang sudah saya pelajari menjadi banyak sekali. Dan hal inilah yang bisa saya jadikan dasar membantu orang-orang terdekat saya dalam beberapa hal. Memang kekurangannya adalah inconsistency, tapi dibalik ini semua bisa saya jadikan awal mula untuk menjadikan diri saya lebih produktif dan bisa di beberapa hal. Hehe terkesan memaksakan ya? Tapi beran deh. Kalau tidak percaya silakan dicoba.

Kedua, dalam berperan sebagai anak dan kaka tertua. Ini yang sebenarnya agak sulit saya jabarkan. Saya mengkhawatirkan diri saya sendiri tidak bis menjadi kaka yang baik dan anak yang belum berbakti pada orang tua. Tapi disela-sela kekhawatiran itu saya menyadari satu hal, dibalik orang tua yang tidak muda lagi dan dititipkan adik terkecil dengan selisih umur jauuuuuuhhhh sekali, Allah seolah menggiring saya untuk membangkitkan sifat sabar dan dipercaya adik-adiknya. Sekalipun mulut ini sukanya usil, seharusnya saya sadar bahwa saya dititipi peran untuk bisa mencairkan suasana dingin di rumah.

Ketiga, peran saya di lingkungan mengingatkan saya bahwa saya tidak pernah bersosialisasi dengan baik dengan tetangga! Huhuu
Tapi sepertinya Allah memberikan kesempatan kepada saya pernah menjadi pengajar TPQ dan mendirikan komunitas yang sayangnya terputus ditengah jalan adalah sebagai bekal bahwa saya bisa mulai mendekati lingkungan dengan menjadi salah satu 'kakak' yang mengajak untuk berbagi manfaat dan menjadi salah seorang yang memiliki nilai manfaat, minimal untuk anak-anak yang kondisinya 'kurang kasih sayang' dan 'kurang edukasi'.
Jaaauuuuuuuuuhhh sebelum di umur yang hampir 27 ini, saya pernah bercita-cita memiliki rumah baca dan bersahabat dengan anak-anak. Tapi panggilannya terbagi dua, antara siap dan tidak siap. Entah apa ya yang kira-kira membuat saya tidak siap untuk hal-hal baik di atas.




Ya Allah, berkaca dari beberapa hal yang telah saya sebutkan,
Bukahkan Engkau telah memberikan saya banyak jalan untuk lebih produktif dan bermanfaat bagi sesama?
Bukankan Engkau telah banyak mengkaruniakan saya banyak hal untuk menyampaikan hal baik dan bernilai manfaat bagi siapapun?

Ya Allah...
Saya minta maaf..




Nur Illahiyah Munggaran (31)
#NHW3
#MIIPB6
#MIIPB6KARAWANGBANTEN

Tidak ada komentar: