photo from here |
Saya lebih baik memilih tidur sebenarnya, dibanding harus merasakan beberapa hal yang kamu lakukan terhadap saya belakangan ini. Candaanmu mungkin memang selayaknya candaan seorang phlegmatis selayaknya kamu, tapi lain untuk saya yang bisa saja seharian memikirkannya yang terlanjur bersarang di benak saya dan memacu debar semakin kencang, meracau tenang saya.
Hah! Bahkan saya tidak mengerti mengapa sulit sekali menyatukan aksara menjadi kata dalam kalimat yang bercerita tentang kamu seperti sebelum-sebelumnya. Saya hanya ingin perasaan tak tenang ini setidaknya mereda sedikit. Ini saja saya merasa sulitnya bkan main, tapi ada yang harus saya ceirtakan, agar tenang meski sedikit.
Saya hanya takut. Takut segala sesuatu yang awalnya baik-baik saja, menjadi tak beraturan karena rasa suka saya dan sikap kamu yang mendadak aneh terhadap saya. aneh dalam artian, seperti memberikan sesuatu.
Kamu tahu?
Wanita itu gampang sekali berharap tentang sesuatu yang diinginkan dan berhubungan langsung dengan perasaannya. Dan kamu seolah-olah sedang mengetuk pintu untuk bilang, “Permisi, boleh saya masuk?”
Saya harap tak begitu. Benar-benar ini hanya praduga yang hhhmmm … seratus persen salah.
Karena saya sudah tergambar jelas bagaimana akhirnya, namamu yang belakangan ini sering menghiasi kotak masuk ponsel saya, membuat saya selalu menunggu balasanmu, menggugah tenang saya, dan saat tiba waktunya sudah habis kamu pasti akan kembali seperti semula. Tidak ada sapaan, tidak ada candaan, tidak ada basa-basi ringan sekedar untuk saling membalas pesan singkat. Kamu pasti hanya sedang bosan dan butuh teman mengobrol. Begitu, kan?
Seperti kembang api..
6 komentar:
kerennnn laaaa
makasih mba selvi.. :)
waduh....kayak kisah tak sempurna yg aq tulis...dtng sebentar lalu pergi lg...fiuh
waduh....kayak kisah tak sempurna yg aq tulis...dtng sebentar lalu pergi lg...fiuh
Aduh sama la :")
@mba glo: iyaa, mba, semoga gak timbul tenggelam hehehe
@hana: ciieeeee kiw :D
Posting Komentar