Senin, 02 Desember 2013

Terkait Puisi


foto diambil oleh panitia
Kemarin saya sempat berpartisipasi di acara kampus di bidang Baca Puisi. Hasilnya baru akhir pekan ini diumumkan. Saya sudah melakukan yang terbaik menurut saya, dan apapun hasilnya Allah lah yang Maha Baik, yang Maha Mengerti apa yang terbaik bagi umatNya. In Shaa Allah, saya menerimanya.

Jujur saja, saya tidak pandai dalam hal puisi, baik menulis atau membaca saya masih harus banyak belajar. Ketika kemarin mendengar komentar juri yang 'pedas', ingin rasanya saya belajar pada satu komunitas khusus atau seseorang yang memang master ddi bidang ini, kemudian belajar bagaimana cara membaca puisi yang baik dan bisa dinikmati oleh orang lain.

Emosi. Penjiwaan. Artikulasi. Nafas. Gerak tubuh. Bahasa tubuh. Interaksi. Atau apapun itu yang berhubungan dengan teknik membaca puisi, saya masih belum paham banyak tentang beberapa hal tadi. Saya pikir dengan merasa nyaman ketika membaca itu sudah cukup, tapi ternyata masih banyak yang kurang. 

Katanya, paling tidak harus sering belajar dari video orang berpuisi di youtube.com. Dan memang untuk mempelajari dari media online yang disarankan juri, sebenarnya saya tidak ingat. hahaha


Dan ini teks puisinya,

“Katanya ... Ini Indonesiaku”
karya : Nur Illahiyah Munggaran

"Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa"

Katanya, Tuan kian dipuja dan memuja
Katanya, Tuan kian bersorak dan disoraki
Katanya lagi, Tuan kian bergelut membayangi dibayangi
Kau tau oleh apa?
Yang sempat kudengar, katanya oleh ...
Kekayaan dan kekuasaan di sana
Di kursi panas kota pemerintahan, Indonesiaku


Dari jauh, kulempar kan pandang kesana
Tuan kulihat bergelimpangan harta,
Menggelorakan tawa diatas kebahagiaan
Aroma logam mulia habis dihirupnya
Menyandangkannya bersama berlian di helaian rajutannya

"Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata"

Tapi mereka lupa rasanya dibuai bunda
Mengais aking dibawah alas berlianmu

Mereka tak tau rasanya dilindungi
Terjerat jeruji keadilan yang kian beracun

Anak-anak itu yang katanya harapan bangsa,
Masih mengais meminta makan
Sedang Tuan masih saja membuang-buangnya
Anak-anak itu yang katanya penerus perjuangan,
Masih meronta meminta penghidupan

Jangan serakah, Tuan
Kumohon jangan serakah

"Kini ibu sedang lara,
Merintih dan berdoa..."




2 komentar:

Komunitas GOKILL mengatakan...

samaaa bgt la, aku jd pengen ikutan komunitas puisi gitu hahahha

ila mengatakan...

iya kaa, gara-gara komentar 'pedas' mas bersyal batik itu :"