Senin, 05 Desember 2011

Saya Mungkin Sedang Jatuh

photo from here

“Tuhan selalu punya rahasia yang indahnya akan tiada tara. Melebihi apapun yang tak pernah disadari.”

Saya bahkan masih heran dengan sesuatu yang tanpa saya sadari mulai muncul lagi. Saya tidak mau menerka-nerka, karena pasti akan salah atau hanya mungkin benar. Saya juga tidak bisa menyalahkan apa yang tiba-tiba muncul ini. sedang apa yang saya sebutkan dulu, masih enggan untuk kembali memulainya.

Saya hanya mengkasihani diri saya. Karena jatuh masih akan terasa sakit sesudahnya. Entah bagaimana pun, pasti akan sakit. Sedikit sakit, agak sakit, atau sakit sekali. Dan saya masih sangat menginginkan sesuatu yang Tuhan janjikan setelah saya bersabar. Indahnya akan terasa nanti, kataNya.

Saya tidak mau lagi main-main dan sembarang menjatuhkan apa yang saya punya hanya untuk sesuatu yang belum saya yakini dan lalu diyakini.

Tuhan, aku mungkin jatuh hati.”

Ia, seseorang yang bukan siapa-siapa, tak banyak dikenal. Tapi ia menyenangkan. Ia cerdas. Saya yakin ia seseorang yang bisa memimpin dirinya sendiri atau seseorang yang akan pandai memimpin orang banyak. Dia akan menjadi orang hebat. Saya yakin. Lihat saja nanti.

Sedang saya, bukan siapa-siapa. Saya bukan seseorang yang pernah ia sempat tau keberadaannya. Saya bukan seseorang yang cerdas. Bukan seseorang yang mungkin baik untuknya, atau menjadi salah satu yang mungkin terpikir olehnya? Itu baru yang orang lain sebut mimpi. Saya bahkan enggan untuk terpikirkan sesuatu yang nantinya indah, tentang saya terhadapnya, ia terhadap saya, atau kami berdua. Terlalu melemparkan raga tinggi-tinggi sebelum membantingnya meski dengan lembut. Saya hanya mencoba menjalankan apa yang 'salah' ini sebagai sesuatu yang tidak lain, seperti sesuatu yang biasanya.   

Melihatnya saya jadikan larangan. Apalagi dekat dengannya, itu hanyak akan menyedihkan untuk saya. bukan karena apapun yang ia lakukan terhadap saya. tapi saya akan sangat tampak konyol. Sangat konyol. Diam seribu polah, atau seperti terkurung didalam botol, enggan melakukan apapun. Rasanya malu sakali, bahkan hanya untuk memincingkan mata sedikit kearahnya.

Tertawa saja. Karena ini lucu. Seperti anak SMP, bukan? Tapi ini nyata. Hal ini yang membuat saya sadar kalau ada yang salah.

“Tuhan Yang Maha Menjaga, saya yakin, hati ini akan tetap Engkau jaga lekat-lekat, bukan? Masih belum saatnya, kan? Saya hanya yakin, Engkau juga melebihi apapun mengetahui yang terbaik untuk saya sekarang atau nanti…”





Tidak ada komentar: