photo from here |
Assalamualaykum,
Bismillahirrahmanirrahiim..
Masuk hari kedua game level 1, masih tentang komunikasi produktif. Masih di pembiasaan pada diri sendiri, bagaimana komunikasi bisa produktif dan efektif karena dimulai dari dari sendiri. Salah satu kebiasaan jelek saya ketika ngobrol dengab lawan bicara yaitu menhindar dari kontak mata. Saya bisa seketika lupa atau blank sama sekali ketika seseorang secara intens memperhatikan saya dan gak sengaja kita saling pandang (ciiieeeee). Nah, penyakit ini juga kadang menghampiri saya ketika dengan paksu. Saya suka lupa apa yang saya akan sampaikan kalau tiba-tiba lihat matanya.
Alhamdulillah, malam kemarin kami dalam kondisi yang bagus. Jadwal suami pulang masih sama, dan kondisinya entah kenapa baik sekali. Akhirnya kami duduk santai sambil minum es kelapa.
Saya : Aa, si A katanya sudah ada tanda hamil. Sudah flek dan telat dari jadwalnya.
Paksu : Alhamdulillah ya Allah. Kamu kata siapa?
Saya : Ane. Randomly siang-siang bolong dia telpon aku. Cerita gitu. Terus aku langsung pusing kalau ingat lagi.
Paksu : Alhamdulillah ya Allah. Kamu kata siapa?
Saya : Ane. Randomly siang-siang bolong dia telpon aku. Cerita gitu. Terus aku langsung pusing kalau ingat lagi.
Setelahnya dia jelaskan panjang lebar tentang hakikat rezeki seseorang, posisi dan kedudukan seseorang, juga kewajiban kita sebagai hamba yang hanya bisa berusaha dan berdoa. Hati saya mencelooss banget. Gak ada ukuran untuk seseorang bisa Allah langsung titipkan amanah. Mungkin Allah mau saya lebih belajar lagi tentang diri sendiri, tentang jadi istri dan untuk siap menjadi ibu. Tiada penolong selain Allah..
Udah, ah, jadi baper hehe..
Daaaaaannn biasanya kalau sedang sesi ceramah seperti ini, sebisa mungkin saya menghindari direct eye contact. Tapi semalam berbeda, sepanjang sesi saya berusaha menatap matanya. Saya baru sadar kalau ternyata emosinya jauh lebih sampai. Ada ketulusan dan kasih sayang bukan dari apa yang ia sampaikan, tapi ada energi lain dari matanya. Energi kepercayaannya kepada Yang Maha Memberi Rezeki berupa kekuatan untuk saya.
Daaaaaannn biasanya kalau sedang sesi ceramah seperti ini, sebisa mungkin saya menghindari direct eye contact. Tapi semalam berbeda, sepanjang sesi saya berusaha menatap matanya. Saya baru sadar kalau ternyata emosinya jauh lebih sampai. Ada ketulusan dan kasih sayang bukan dari apa yang ia sampaikan, tapi ada energi lain dari matanya. Energi kepercayaannya kepada Yang Maha Memberi Rezeki berupa kekuatan untuk saya.
Paksu : Sabar dan syukur ya yang. Sabar ketika sempit, syukur ketika lapang. Allah Maha Tau kok..
Salam cinta dari calon bunda sayang,
Nur Illahiyah Munggaran (34)
Nur Illahiyah Munggaran (34)
Wassalamualaykum
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar