pic from here |
Satu
Aku hanya tak bisa memahami, bagaimana bisa jalan yang sudah
jauh ini harus berhenti karena waktu yang dirasa tak mau bersabar. Bayang-bayang
cahaya hanya menyilaukan aku yang kemudian terpojokkan. Ada banyak hal yang ku
tahu salah, tapi masih saja kulakukan. Ada banyak keriyaan dan kemunafikan yang
ku tampakkan hingga hati tak bisa lagi bersabar kemudian berontak. Menjeritkan aku
ingin segalanya tapi aku lupa, kalau aku tak pernah memberikan apa-apa.
***
Dua
Mereka mengerti
bahwa kita mengada-ngada dalam bercinta.
Mencumbukan pahit
hasrat dalam manisnya kata dan bualan.
Mereka mengerti
bahwa jiwa tak lagi sepi, tapi merana habis bersama cacian dalam hati.
Mereka mengerti
bahwa ruang kosong masih tetap kosong, seakan terisi pahadal sepi.
Aku juga
mengerti bahwa kertas putih yang semana kau lihat, tidaklah putih yang kau
lihat.
Kau juga
mengerti bukan saja cinta yang habis kau setubuhi, tapi hina diri yang lupa
bagaimana caranya berhenti.
Aku tidak
cukup bodoh untuk menatap dengan pura-pura bahwa aku mendengar gaduh.
Sayangnya, masih saja
ku diam tak berontak, meski tahu benar bagaimana caranya berteriak,
Ikut serta dalam ramai.
Ikut serta dalam ramai.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar