Entah seberapa banyak gemintang yang kemudian aku sembunyikan dibalik purnama
paling benderang yang pernah aku berikan. Bahkan disaat malam yang sedikit
lebih kelam dari biasanya.
Entah seberapa banyak gemintang yang kemudian menutup kilau terindah
saat aku bahkan berhenti pada fasa mati benderang.
Entah seberapa banyak yang kemudian bertanya, “Kamu menyembunyikan
sesuatu?”
Kataku, “Sama sekali tak ada.”
Ia bertanya lagi, “Kemudian bohong menjadi pilihanmu, kah?”
“Apa Aku tampak sedang menutupi sesuatu yang bahkan aku tak tahu?”
“Jangan bertanya padaku. Tanyakan hatimu. Bagaimana kabarnya ia
sebenarnya?”
“…….” Aku memilih diam dan menunggu surya menggantiku.
******
Rasanya memang sesak. Bohong kalau
ternyata tak ada yang saya tutup-tutupi. Bohong kalau saya bilang tidak ada
apa-apa. Saya hanya tidak ingin bercerita. Walau nyatanya ini malah membuat
saya semakin menjadi bukan saya. menahan sesuatu, menyembunyikan perasaan itu
bukan saya. saya orang yang biasa melepas perasaan. Saya orang yang biasa
menyampaikan emosi.
Belakangan ini, apa saya ingin
menjaga perasaan orang lain?
Apa saya ingin berbuat sesuatu
untuk orang lain?
Apa saya begini untuk menghargai
orang lain?
Apa ini namanya perubahan?
Nyatanya, seberapa banyak
pertanyaan yang nantinya saya tuliskan, hanya saya sebenarnya yang bisa
menjawab. Tidak ada orang lain yang kemudian menanggung atau membaca apa yang
saya rasa, atau mungkin apa yang saya rasakan. Manusia tidak akan pernah
melebihi batas manusia.
Saya, bersembunyi untuk
menenangkan diri kemudian.
foto from here |
2 komentar:
kadang sebagian memang harus hanya kita yang menyimpannya. :D
event blogger: menulis di blog dapet android, ikutan yuk!
Tak peduli seberapa terang,tapi aku akan selalu disini menunggumu kembali benderang. Walau sekedar cahaya kecil yg menyelimuti keberadaanmu. Ila :)
Posting Komentar