Rabu, 30 November 2011

Mayor-Minor


photo from here
Dalam keadaan tertentu, minoritas emang gak bisa apa-apa. Tapi seengganya dia bisa menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Apa yang menjadi dasar, kenapa dia bisa menjadi seorang minoritas. Alasan kuatnya apa yang menjadikan ia sebagai seseorang yang memiliki pendapan lain. UNGKAPKAN saja!

Apa yang sebenarnya ditakutkan oleh para seorang minoritas? Dijauhi? Digunjing? Diasingkan? Peduli apa? Kalau kita pintar untuk mempengaruhi dan membuka pikiran dengan keteguhan yang kita pegang dan akan baik untuk bersama, kenapa harus takut/ yang mungkin ada hanya mereka atau orang lain yang berpikir ulang tentang keputusan apa yang baru saja mereka ambil.


Katanya ini Negara demokrasi! Kenapa ketika ada satu hal yang kiranya baik untuk bersama, tetapi ia sebagai seseorang yang minoritas, dengan segala pernyataan dan sudut pandang yang beda, ia digunjing, ia diasingkan, ia dianggap tidak menyenangkan dan tidak memihak kawan dengan suara terbanyak, dianggap penghianat, tidak pengertian, atau apalah.

Apa salahnya menjadi seorang minoritas kalau ternyata apa yang dipertahankan adalah kebaikan apalagi untuk bersama? Ungkapkan saja, nyatakan semuanya dan ikrarkan. Jangan berpikir salah atau benarnya posisi yang diambil saat itu, yang jelas ada komunikasi paling tidak dengan diri sendiri. setiap orang berhak untuk memerdekakan dirinya sendiri. terutama dalam penyampaian pendapat.

Seorang minoritas yang belum memiliki sikap persuasive yang bagus, dia akan diam dan merasa USELESS, padahal akan ada hal yang gak beres kalau ia diam. Ada hal yang akan semakin ricuh dan memicu perpecahan kalau beberapa diantara kaum minoritas tetap diam. Akan ada petentangan dan pola pikir yang rusak kalau semua orang lain yang gak kegambar apa apa atau yang mudah terpengaruh mulai terbawa alur ‘doktrinasi’ sang ketua mayoritas.

Dan malah jadi akhirnya kaya jadi sekelompok orang yang terkesan mementingkan egonya sendiri. menjadi seseorang dewasa yang seharusnya memiliki pandangan lebih juga sudah sewajarnya bisa memikirkan apa yang orang lain persiapkan untuk kita. Apa yang orang lain rasakan dan apa yang orang lain coba lakukan dengan maksud untuk melindungi kita dengan beberapa alasan yang mungkin palsu dan gak sesuai dengan kenyataan yang kita pegang.

Kita boleh merasa orang lain tidak tau pasti apa yang kita rasakan. Tapi apa kita juga sebenarnya tau apa yang mereka rasakan terhadap atau yang ternyata untuk kita juga? Kita boleh melakukan hal yang gak biasa kita lakukan, tapi bisa dilakukan dengan cara yang terhormat dan terkesan kalau kita adalah seseorang dengan tingkat intelegensi yang tinggi. Sudut pandang kita bukan hanya satu diri kita, bukan terkesan hanya alasan pribadi yang ternyata itu masih bisa dilakukan dengan maksimal oleh diri kita sendiri.



Nb : Satu sisi yang saya pelajari tentang mayor dan minor, 30 November 2011..





Tidak ada komentar: