"Cumbulah Semangaiku Sampai Habis," katanya
oleh: Nur Illahiyah Munggaran
Ssstt,
Kau pemuda pemudi, Usahlah dulu gaduh!
seseorang nak punya cerita
Biar seksama ku dengar , biar lantang kuceritakan lagi padamu
Katanya tentang Indonesia,
Saat dimana peluh yang tiada henti menghalau kepulan debu
Yang diapung-apungkan Tuan Nyonya Landa
Katanya tentang lengan yang disingsingkan,
Tentang sebatang bambu runcing di tangan kiri,
Merdeka di tangan kanan dan sebaris doa dalam hati
Tentang debar nadi yang berkumandangkan Indonesia
Mengobarkan bara, “Aku rela mati untuk Indonesiaku”
Katanya, berapi-api
Ssttt
Ia memintaku duduk,
Tapi ia berdiri, berkobar bak Indonesia akan lepas dari tangannya (lagi),
Dengan lantang Ia bicara,
“kau diatas lantai ini, lantai perguruan tinggi,
Berhadapkan teknologi, diampu professor
Jangan hanya diam!
Kau harus bisa melebihi birahiku untuk kejayaan Indonesia!
Mencumbu habis semangat merdekaku, saat itu
Kau bahkan tahu di kala itu aku bahkan tak bisa menulis atau membaca,
Pikirku hanya satu, Indonesia harus merdeka!
Itu saja!
jangan buat Ibu Pertiwi malu,
Memiliki kau! Kau! Juga kau!
Yang kelihatannya akan tetap diam tanpa kobar juang merdeka sebelum 45”
Kemudian,
Ia menghilang,
Dan aku tercengang malu
Apa kau juga begitu??
**
Puisi ini diikutsertakan dalam Lomba Baca Puisi Engineering Festival 2012.
Sayangnya, kesempatan untuk berada di lima besar belum untuk saya.
Saya memeng sebelumnya gak berharap untuk menang, karena medannya sama sekali belum saya kenal. Selama hidup saya, baru 2 kali ikut lomba baca puisi hahaha
Kalau sekedar baca udah pernah sebelum-sebelum-sebelum-sebelumnya, tapi buat lomba baru dua kali. Sebenernya sama aja, entahlah, lomba kemarin rasanya saya gugup banget. ada rasa yang gak biasa, gak lepas, dan serasa ada tuntutan. padahal seharusnya saya ikut serta dengan puisi itu, karena saya sendiri belum berbuat banyak untuk hidup saya, untuk jurusan saya, untuk fakultas saya, untuk universitas saya, jangan saja bicara sampai Indonesia. uuuhh :(
Tapi saya dapet apa yang belum pernah saya rasa sebelumnya, hikmah dari ikut lomba kaya gitu dan belum berkesempatan menang itu, efek nagihnya besar banget. Saya harus coba lagi lain kali, di event yang berbeda, di tempat yang berbeda. Jelas juga saya harus lebih banyak belajar dan berlatih.
Saya juga harus coba gimana rasanya berasa di urutan nomer 3, di urutan nomer 2, dan tentu saja di urutan 1.
belajar, ila!
berlatih!
dan gak pernag berhenti berkarya!!!
1 komentar:
:)
Posting Komentar