photo from here |
Saya sangat menikmati ketika saya harus menulis. Tak pernah saya pikirkan ejaan, bahasa yang saya pakai, atau apapun. Saya hanya pakai apa yang saya rasa, yang dibiarkan mengalir dan tak saya buat terpaksa harus menulis. Ketika ingin menulis, yaa saya mencoba menulis. Kalau ketika saya sangat ingin menulis, tapi ternyata tak ada satupun kata yang bisa saya tulis, saya diam, bisa jadi kadang saya malah uring-uringan tidak jelas. Karena saya hanya ingin menulis.
Ataupun kalau memang seperti itu saya benar-benar tinggalkan layar putih atau buku diary di sudut kamar, kemudian saya mengambil pensil, kertas, dan penghapus untuk menggambar. Karena menggambar sama saja dengan menulis, saya kira begitu. Bukan tidak mungkin apa yang digambar merupakan tulisan hati yang tak banyak orang bisa membacanya. Saya biarkan seperti itu, mencoret-coreti kertas dengan gambar yang menurut saya entah apa artinya. Setelah saya merasa semua hal dalam diri saya selesai, mengenai hasrat menulis selesai, saya hanya tinggal menyudahinya. Karena saya hanya ingin menulis.
Menulis bukan hanya tentang kata-kata yang indah, kata-kata bernilai politik, kata-kata kecaman, kata-kata yang menyedihkan, kata-kata kebahagiaan, dan entah apapun itu yang kemudian dikemas menjadi satu tulisan, tapi menulis adalah tentang rasa yang disampaikan. Tentang buah pikir yang dituangkan. Tentang bagaimana rasanya berbagi dengan cara seperti ini, cara menulis dan menghasilkan tulisan. Saya kira seperti itu. Karena saya hanya ingin menulis.
Saya hanya ingin menulis. Menulis apapun yang saya lihat, menulis apapun yang saya dengar, menulis apapun yang saya rasa. Menyampaikannya untuk diri saya dan orang lain. Saya tidak pernah berharap orang lain menyukai tulisan saya, saya hanya ingin berbicara dengan mereka seperti ini, melalui tulisan yang kadang betapa tak berartinya dan tak berpengaruh apa-apa untuk orang lain.
Sekali lagi, saya hanya meninggalkan ejaan, saya hanya meninggalkan struktur yang diajarkan dari indahnya bahasa Indonesia, dan saya hanya mengabaikan tanda baca. Saya hanya membiarkan hati saya menulis, menyampaikan apa yang ia rasa, mengutip kata dari pelajaran bahasa Indonesia yang kemudian menjadikan mereka satu tulisan dengan beragam arti, bagi saya. tak peduli suka atau tidak, karena saya hanya ingin menulis.
Karena saya hanya ingin menulis (tentang rasa dalam hati saya).
Itu saja.
7 komentar:
ngehehehe, kalau di blog saya tuh, tulisan di atas masuk kategori ngalor ngidul ngehehehehehe *ketawabodoh* :D
kaya postingan-mu yang paling baru yaa, mba? hahaha itu sumpah kocak parah :D
Gaya penulisan setiap orang itu berbeda-beda. Semuanya mempunyai ciri khas. Biarkan tangan-tangan kita menulis apa adanya, tanpa rekayasa. Tulisanmu seperti postinganku yang berjudul blog adalah imajinasiku. Salam kenal sobat.
salam kenal juga :)
terimakasih sudah mampir..
sama, nulis aja apa adanya. natural :)
nulis ajha mbak, ngk ada yg larang..
lanjut terus berkarya
tp kok kocak juga eaa
hihihihi
@athifah dahsyamar: tanpa paksaan dan tuntutan :)
@mhar zhun: terimakasih sudah mampir disini :)
Posting Komentar