photo from here |
Mengeluh. Mengeluh. Mengeluh.
Satu hal yang sama sekali sulitnya untuk dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sebenarnya mudah saja, teorinya hanya perlu bersyukur. Tapi terkadang seseorang tanpa sadar menjadikan sesuatu yang tidak sesuai harapan meski itu sedikit, selalu mengeluh. Mengucapkan kata, “huffftt..” atau sekedar menghela nafas panjang, tanda kecewa, atau sama sekali tak ditunjukkan, tapi dalam hati mengomel dan mencerca. Sama saja bohong. Allah Maha Tahu.
Saya mungkin satu orang yang sulit sekali menahan control dalam mengeluh. Cepaaaaattt sekali mengeluh. Kalau boleh mengeluh, hal yang paling saya keluhkan adalah tempat kos sekarang sama sekali tidak membuat saya nyaman. Dari pertama masuk, kamar belum jadi dan akhirnya tiga hari tidur di kamar orang, kamar sudah rapi, gordennya belum dipasang sekitar dua minggu, terus dimulai dari listrik yang kurang daya, air sanyo yang selalu mati, kalau hujan air banjir masuk ke dalam karena tidak adanya atap penahan hujan di teras, bosen makan yang gitu-gitu aja, kalau makan enak harus jalan jauh, swalayan jauh, dan seterusnya, dan seterusnya.
Tapi yaaa mau bagaimanapun, ini yang harus saya terima. Ini yang harus saya jalankan. Keadaan jauh dari orang tua yang membuat saya diam dan berusaha tidak mengeluh mengenai ini. Jauh dari orang tua yang mengajarkan saya harus bisa menerima semuanya tanpa harus membuat orang tua khawatir.
Dan renungannya, terlalu banyak orang yang masih kurang hidupnya dari saya. mereka belum ada listrik, kesulitan air bersih, makanan melimpah, tapi uang tak ada, bahkan untuk tinggal saja masih harus mengalami kesusahan. Lalu bagaimana dengan saya? saya ada tempat tidur empuk, saya ada kamar mandi bagus, saya punya kamar, dan saya punya rumah. Lalu bagaimana dengan saya? saya masih bisa makan, saya masih bisa jajan, saya masih bisa mengisi perut saya dengan makanan atau minuman enak.
--maka nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kamu dustakan?--
Selama ini, semua berita yang saya sampaikan pada orang tua hanya berita bagus, tanpa keluhan, tanpa sarat yang mungkin membuat orang tua khawatir. Saya selalu bilang, nyaman dan menyenangkan. Walau sebenarnya selain masalah kosan, semua hal menyenangkan. Selalu banyak hal hebat yang saya dapatkan dari banyaknya orang hebat di Semarang ini, terutama Teknik Lingkungan.
Saya menyukai evaluasi yang dilakukan selama kaderisasi, saya senang pernah mewawancarai dan ngobrol ekslusif dengan ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan dan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik, saya senang banyak kenal dengan kawan dan kaka senior yang hebat, saya senang berada di sini, dan saya senang setidaknya saya sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, dalam hal non-akademik. Kapasitas otak saya yang masih sangat perlu di asah, membuat saya sedikit tertinggal dalam hal akademis. tapi bukan hal yang tidak mungkin saya bisa melakukan hal diluar perkiraan saya. bismillahirrahmanirrahiim! MAN JADDA WA JADDA!
Ah, ya, dan saya masih bisa belajar di universitas dengan hidup yang cukup..
--maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan??--
6 komentar:
ilaaa ayo semangat!
man jadda wa jadda! man shabara zafira!
kita pasti sukses!
kita pasti bisa!
bismillahirrahmanirrahim kaaa :D
hidup mahasiswa!
nice post :)
dan aku tersindir.....
krn masih suka mengeluh
makasi mba :)
iya mba, sebenernya serbaserbi semarang beda banget sama rumah, tapiii yaaaa sudahlah :)
Semangat terus ila :D
di semarang seru yak :)
sukses di teknk lingkungannya....
dikit lagi :)
alhamdulillah, mas, lagi proses menikmati :)
apanya nih yang dikit lagi?? hehe
Posting Komentar