photo from here |
Aku tuli.
Aku buta.
Aku cacat.
Ternyata aku tak bertelinga.
Ternyata aku tak bermata.
Ternyata aku tak berhati.
Mereka mencaci.
Mereka menghardik.
Mereka menampar.
Tapi aku diam.
Tapi aku menangis.
Apa karena aku bodoh?
Dimana telingaku?
Dimana mataku?
Dimana tubuhku?
Dimana jiwaku?
Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam kehinaan yang ku lakoni terus?
Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam buai nista yang ku ulangi terus?
Atau Hidup?
Atau Hidup?
Atau Hidup,
Dalam rahasia syirik setan??
Tuhan, sudahkah sampai surat maafku untuk itu??
Aku cacat.
Ternyata aku tak bertelinga.
Ternyata aku tak bermata.
Ternyata aku tak berhati.
Mereka mencaci.
Mereka menghardik.
Mereka menampar.
Tapi aku diam.
Tapi aku menangis.
Apa karena aku bodoh?
Dimana telingaku?
Dimana mataku?
Dimana tubuhku?
Dimana jiwaku?
Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam kehinaan yang ku lakoni terus?
Mati kah?
Mati kah?
Mati kah,
Dalam buai nista yang ku ulangi terus?
Atau Hidup?
Atau Hidup?
Atau Hidup,
Dalam rahasia syirik setan??
Tuhan, sudahkah sampai surat maafku untuk itu??
4 komentar:
:)
belum sampe pun pasti Tuhan sudah maafkan.
Bukankah Tuhan Maha Pemaaf, ya kan?
pastinya mba :')
semoga Tuhan menerima semuanya walau suratku belum juga sampai..
minal aidzin mba glo :)
salam kenal..
Maap lahir batin! ^^
sama-sama :)
Posting Komentar