Rabu, 30 Januari 2013

Kamu (1)

photo from here


“Rinai di senja menjingga menggoda kering mengharumkan bebau tanah di siang terik sebelum saat ini. Tapi saya suka. Suka sekali. Bebau tanah itu, seperti membangunkan petang untuk segera menggoda wulan menggandeng gemintang genit di ujung sabitnya, seperti biasa. Seperti malam sebelumnya. Meski nyata tidak nyata, tapi kamu begitu hidup seperti malam siang yang belum enggan Tuhan hentikan.” –Short Story About You, 06012012


Bukan kali pertama saya dibuai kenangan yang nyatanya sempat hidup dengan harapan yang mustahil tentang kamu. Yang nyatanya lagi, kali ini bahkan saya sangat menikmatinya sembari tersenyum simpul untuk sekedar membaca memori tentang ‘kita’ kala itu.
Persis dua belas bulan yang lalu, saya masih sangat takut untuk memandang kamu. Berkali-kali mencuri bayangan dan senyummu dari jauh, kemudian menyimpannya dalam kotak memori yang kamu tidak pernah tahu letaknya. Berpuluh-puluh kali, atau bahkan saya tidak tahu persis berapa kali untuk mencoba menahan diri agar tidak banyak bermimpi tentangmu. Kamu terlalu jauh untuk saya kala itu.

“Saya masih satu ruang dengan kamu. Bicara dengan pandang tanpa jemu. Kamu menunduk dalam fokusmu. Mengeryitkan keningmu. Dan saya masih tenang dari jauh sembari duduk tanpa jemu. Ada sorot yang membeku. Mungkin saya malu. Pikir bahkan masih beradu. Tapi menjadi satu dalam nian nan padu. Kamu juga tak tahu, Saya masih melagu membujur kaku.” – Hey You!! , 24012012

Saya tidak pernah bermaksud menarik perhatianmu dengan segala yang saya lakukan, dengan segala kesenangan saya. saya hanya melakukan semuanya seperti biasa, hanya saja saya melakukan usaha yang lebih keras untuk tidak terlarut dalam mimpi indah tentangmu. Saya diam, menahan diri untuk tak banyak bercerita pada siapapun. Saya diam, untuk terus menahan.
Dengan sangat tiba-tiba kamu melemparkan beberapa pilihan terhadap saya dengan tersirat. Semua benar-benar diluar prakira antara benar atau salah, ‘Apakah ini kamu?’. Kamu datang meracau tenang saya dengan tingkahmu yang kian aneh setiap harinya. Dengan tetiba kamu yang lebih sering menghiasi kotak pesan masuk di telepon selular saya dengan namamu.

“Karena saya sudah tergambar jelas bagaimana akhirnya, namamu yang belakangan ini sering menghiasi kotak masuk ponsel saya, membuat saya selalu menunggu balasanmu, menggugah tenang saya, dan saat tiba waktunya sudah habis kamu pasti akan kembali seperti semula. Tidak ada sapaan, tidak ada candaan, tidak ada basa-basi ringan sekedar untuk saling membalas pesan singkat. Kamu pasti hanya sedang bosan dan butuh teman mengobrol. Begitu, kan?” – Kamu Yang Datang Tiba-tiba, Tidak Lama Akan Pergi Lagi, Kan? , 17022012


Kemudian, saya hanya mencoba terus tidak berharap kamu datang untuk pergi dalam waktu yang singkat. Saya mencegah hati saya terluka lagi setelahnya. Boleh seseorang menyebutnya, saya mati bermimpi tentangnya, kala itu.



Tidak ada komentar: