Minggu, 16 Februari 2014

Tuhan Maha Segalanya

Persis saat awal Februari kemarin, saya memang berencana untuk sebulan ngecamp di Kampung Inggris, Pare, Tapi ayah yang biasanya diam dan melepaskanku dalam segala kegiatan ini tiba-tiba melarang melihat situasi Gunung Kelud yang sudah berstatus waspada. Saya masih saja ingin terus berangkat. Kemudian, kalau tidak salah tepat minggu lalu saya kembali meminta untuk tetap berangkat. Tak lama setelahnya saya buka salah satu channel TV, dan bertepatan dengan berita kalau status gn. Kelud naik menjadi siaga. Astagfirullah, rasanya seperti Ia yang secara langsung memperingati saya.


Kemarin, tepat tanggal 13 Feb, Gn. Kelud dikabarkan meletus. Posisi saya belum melihat berita, dan kembali meminta untuk pergi kesana. Padahal ibu bercerita kalau abunya saja sampai Solo dan Jogja, (saya sangsi, tidak percaya) tapi setelah itu akhirnya memberi ijin untuk pergi. Saya masih belum juga meihat berita, dan sedikit kesal pada diri sendiri, Kenapa kemarin sampai benar-benar tidak diijinkan? Teman saya yang disana pun seperti dalam keadaan baik-baik saja. 

Saya pergi kekamar, dan sahabat saya di Jogja mengabarkan kalau abu vulkanik sampai di Jogja bahkan lebih parah dari merapi. Ia yang bahkan berencana untuk keluar kota, membatalkan tiket keretanya. Saya langsung mencari berita terkait ini. Benar saja, Solo dan Jogja merupakan kota yang terkena dampak paling besar. Abunya sampai menutupi semua jalanan, kemudian menyusul beberapa kota dan kabupaten di daerah Jawa Tengah. Saya kemudian mencari tahu bagaimana keadaan di Kampung Inggris, Pare. HUJAN KRIKIL, Astagfirullah.

Saya langsung bangun dan menemui Ibu dan Ayah, meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya terus Istigfar.

Saya, entah bagaimana keadaan saya jika tetap memaksa pergi kesana? Bagaimana kondisi ibu yang panik luar biasa melihat keadaan beberapa daerah yang terkena dampak letusan Gn. Kelud.

Ya Allah, Engkau yang memang selalu memberikan yang terbaik meski kadang sulit dipahami. Engkau yang Maha Melindungi meski kadang manusianyalah yang tidak juga mengerti bahwa Engkau yang selalu memberikan jalan terindah dan terbaik untuk terus melindungi.

"Sebagai anak dengan orang tua itu sebatas berdiskusi, bukan melawan. Pelajaran saja untuk anak yang sebentar lagi menjadi orang tua." — Kutipan Teman.

Tidak ada komentar: